Insiden kontroversial terjadi dalam pertandingan Liga 1 antara PSM Makassar dan Barito Putera yang berlangsung di Stadion Andi Mattalatta, Makassar. Dalam pertandingan yang berlangsung pada hari Minggu (20/6), PSM Makassar terpaksa harus bermain dengan hanya 12 pemain setelah pemain mereka, Rasyid Bakri, diusir keluar lapangan pada menit ke-75.
Insiden tersebut terjadi setelah Rasyid Bakri mendapat kartu kuning kedua setelah melakukan pelanggaran terhadap pemain Barito Putera. Wasit pun memberikan kartu merah kepada Rasyid Bakri, membuat PSM Makassar harus bermain dengan 10 pemain. Namun, hal yang mengejutkan terjadi ketika pelatih PSM Makassar, Darije Kalezic, memilih untuk tetap memasukkan pemain baru, Andri Syahputra, ke dalam lapangan.
Keputusan tersebut membuat PSM Makassar bermain dengan 12 pemain selama beberapa menit sebelum wasit memerintahkan Andri Syahputra untuk keluar lapangan. Hal ini membuat Barito Putera merasa keberatan dan protes kepada wasit. Mereka menganggap bahwa keputusan wasit untuk membiarkan PSM Makassar bermain dengan 12 pemain adalah tidak adil.
Dalam situasi yang memanas tersebut, Barito Putera juga melakukan protes dengan cara menolak untuk melanjutkan pertandingan selama beberapa menit. Mereka menganggap bahwa keputusan wasit telah merugikan mereka dan menuntut agar keadilan ditegakkan.
Meskipun demikian, pertandingan akhirnya dilanjutkan dan PSM Makassar berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 2-1. Namun, insiden tersebut tetap meninggalkan polemik dan kontroversi di kalangan penggemar sepak bola Indonesia.
Keputusan kontroversial dari pelatih PSM Makassar untuk bermain dengan 12 pemain dalam pertandingan tersebut tentu saja menuai kritik dan kecaman. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang etika dan fair play dalam olahraga sepak bola. Keputusan yang diambil oleh PSM Makassar dapat merusak integritas dan sportivitas dalam pertandingan.
Insiden ini juga menjadi pelajaran bagi seluruh klub dan pemain sepak bola Indonesia untuk selalu menjunjung tinggi nilai-nilai fair play dan etika dalam bertanding. Tindakan yang tidak fair dan tidak sportif tidak akan membawa kebaikan bagi perkembangan sepak bola Indonesia.
Kontroversi ini juga menjadi pembelajaran bagi pihak wasit dan pengawas pertandingan untuk lebih teliti dalam mengambil keputusan. Keputusan yang diambil oleh wasit haruslah objektif dan mengutamakan keadilan bagi kedua tim yang bertanding.
Dengan demikian, semoga insiden kontroversial ini dapat menjadi pembelajaran bagi seluruh pihak yang terlibat dalam dunia sepak bola Indonesia untuk selalu menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas, fair play, dan etika dalam bertanding.