Pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Andi Mattalatta, Makassar, PSM Makassar harus menelan kekalahan telak 0-3 dari Barito Putera. Namun, kekalahan tersebut bukanlah satu-satunya masalah yang dihadapi oleh tim tuan rumah pada pertandingan tersebut.
Masalah lain yang dihadapi oleh PSM Makassar adalah terkait dengan perilaku sejumlah suporter yang melakukan tindakan kekerasan di luar stadion. Kejadian tersebut membuat panitia pertandingan memberikan sanksi kepada PSM Makassar dengan mengurangi 3 poin dari perolehan mereka di klasemen sementara.
Insiden tersebut terjadi ketika sejumlah suporter PSM Makassar yang dikenal sebagai “Pemain ke-12” melakukan tindakan kekerasan terhadap suporter tim lawan. Kekerasan tersebut terjadi di luar stadion dan sempat membuat gempar warga sekitar.
Tindakan kekerasan tersebut jelas melanggar kode etik suporter sepakbola yang seharusnya mendukung timnya dengan sportifitas dan tidak melakukan tindakan yang merugikan orang lain. Panitia pertandingan pun merasa perlu memberikan sanksi yang tegas kepada PSM Makassar sebagai bentuk tanggung jawab atas tindakan suporter mereka.
Keputusan pengurangan 3 poin tentu menjadi pukulan berat bagi PSM Makassar yang sedang berjuang untuk meraih posisi terbaik di klasemen Liga 1 Indonesia. Keputusan ini juga menjadi pelajaran bagi klub-klub lain untuk lebih memperhatikan perilaku suporter mereka dan mencegah terjadinya insiden serupa di masa mendatang.
PSM Makassar sendiri telah menyampaikan permintaan maaf atas insiden yang terjadi dan berjanji untuk lebih memperketat pengawasan terhadap suporter mereka di masa mendatang. Mereka juga berharap agar suporter mereka bisa mendukung tim dengan cara yang benar dan tidak merugikan orang lain.
Kejadian ini juga menjadi momentum bagi semua pihak terkait untuk lebih serius dalam menangani masalah suporter di Indonesia. Semua pihak, baik klub, panitia pertandingan, maupun pihak keamanan, harus bekerja sama untuk mencegah terjadinya insiden yang merugikan dalam dunia sepakbola.
Dengan adanya sanksi ini, diharapkan semua pihak bisa belajar dari kejadian ini dan menjadikannya sebagai pelajaran agar insiden serupa tidak terulang di masa mendatang. Semoga kejadian ini bisa menjadi titik balik untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga sportivitas dan keamanan dalam sepakbola Indonesia.